Febriani Ega P.
12212856
2
EA 24
Arus globalisasi begitu
cepat merasuk ke dalam masyarakat, terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut
telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian
banyak remaja-remaja yang berdandan seperti selebritis yang cenderung dengan
berdandan budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Tak
ketinggalan gaya rambut yang dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka
jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja
yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai
dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet
merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses
oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka
sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat
yang berguna. Tetapi jika tidak, kerugian akan didapat. Dan sekarang ini,
banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk
membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib
mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada
karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap,
banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung
cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Di bidang ekonomi,
telah berkembang nilai-nilai konsumerisme sehingga para konsumen lebih memilih
untuk berbelanja di swalayan daripada di pasar lokal atau tradisional. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan konsumen di pasar lokal itu sendiri. Di
samping itu, sebagian besar masyarakat di berbagai lapisan kalangan masyarakat
merasa lebih bangga jika mereka mampu membeli barang-barang impor yang
merupakan produk buatan asing, lebih dari produk buatan bangsanya sendiri.
Bahkan jika ditanya mengenai contoh produk-produk lokal (Indonesia) itu apa
saja, kebanyakan dari mereka hanya bisa menjawab sedikit dari ratusan yang
seharusnya ada. Sebaliknya,ketika mereka ditanyakan mengenai produk-produk
asing mereka akan dengan cekatan menyebutkannya satu per satu. Suatu pertanyaan
yang kemudian muncul di benak saya, apakah mereka tahu dampaknya bagi negara
dan bagi mereka, apa yang akan terjadi jika suatu saat produk-produk asing
tersebut telah berkuasa sepenuhnya di pasar Indonesia dan berhasil
menyingkirkan produk-produk lokal?
Globalisasi sendiri
merupakan fakta yang tidak bisa terbendung dan ini bukan gejala baru. Fenomena
ini memang semakin terasa beberapa dekade terakhir berkat semakin majunya
teknologi transportasi dan komunikasi. Namun sebenarnya telah mulai terbentuk
ratusan tahun silam, ketika masa penjelajahan seberang lautan yang didorong
motif-motif ekonomi, politik dan militer dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa.
Argumen-argumen pro dan kontra globalisasi telah habis dikupas namun yang pasti
ancaman globalisasi terhadap kepentingan nasional memang begitu menakutkan
hingga beberapa negara saat ini, seperti Korea Utara dan Kuba, secara efektif
mengisolasi diri. Bahkan di negara-negara industri maju pun, banyak segmen
masyarakat yang khawatir terhadap ancaman globalisasi perekonomian terhadap
kepentingan mereka. Di Amerika Serikat, lobi industri pertanian sangat kuat
untuk melakukan proteksi, mungkin belajar dari pengalaman penduduk asli, kaum
Indian, yang punah menjadi korban pertama dari gelombang globalisasi.
Globalisasi merupakan
serangkaian proses yang kompleks, bukan proses tunggal dan semua ini
berlangsung dalam wujud yang kontradiktif atau bertentangan satu sama lain.
Kebanyakan orang memandang globalisasi hanya sebagai pengaruh ”yang bergerak
meninggalkan” bangsa dan komunitas lokal memasuki arena global, dan inilah
salah satu konsekuensinya. Bangsa-bangsa memang kehilangan sebagaian kekuataan
ekonominya, namun demikian globalisasi juga mempunyai dampak yang sebaliknya.
Globalisasi tidak hanya menarik ke atas, melainkan juga mendorong ke bawah,
menciptakan tekanan-tekanan baru bagi otonomi lokal.
Dalam era globalisasi yang terjadi
seperti saat ini, informasi segala peristiwa yang terjadi di belahan bumi lain
dapat diketahui dengan cepat sejak kejadian itu terjadi, melalui internet,
televisi (siaran berita internasional dengan antena parabola), dan dengan
teknologi yang lain. Globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif bagi
suatu kehidupan bangsa (Negara), begitu juga dengan Indonesia. Dampak itu bisa
dirasakan dari berbagai aspek, baik itu positif maupun negatif.
Pengaruh
Globalisasi terhadap Identitas bangsa Indonesia
Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan
bernegara masyarakat di Indonesia. Pengaruh itu dapat dilihat sebagai berikut :
Pengaruh Positif dari
Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara :
1.
Globalisasi di bidang politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah
bagian dari suatu negara, jika pemerintahan dijalankan secara akuntabel,
transparan dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
Tanggapan positif tersebut berupa menjadikan rasa bangga terhadap Negara
Indonesia menjadi meningkat.
2.
Globalisasi dalam bidang ekonomi,
terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan
devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.
Globalisasi dalam bidang sosial budaya,
dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan
bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal bangga kita terhadap
bangsa.
4.
Globalisasi dalam dunia pendidikan,
memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan dari belahan bumi yang lain
melalui internet maupun discovery televisi, sehingga pendidikan akan menjadi
maju dan mampu bersaing dengan negara maju lainnya, karena ilmu/pengetahuan
yang diperoleh hampir sama.
Pengaruh Negatif dari
Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara :
1.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga
tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi
liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang.
2.
Globalisasi di bidang ekonomi, hilangnya
rasa cinta terhadap produk-produk dalam negeri karena banyaknya produk luar
negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) menjamur di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.
Masyarakat kita khususnya anak muda
banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat seperti seks bebas dikalangan remaja ,
yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan pornografi yang
dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak dibawah umur
dengan bebas dan mudah mendapatkannya, tingkat peggunaan obat-obat terlarang
yang sangat memprihatinkan dan bahkan negara Indonesia dijadikan objek pasar
dari penjualan obat terlarang internasional.
4.
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial
yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam
globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.
Munculnya sikap individualisme yang
menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya
individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
6.
Perusahaan-perusahaan dalam negeri tidak
mampu bersaing dengan perusahaan multinasional yang ada di negara kita, karena
kualitas sumber daya manusia dan peralatannya lebih canggih dibandingkan
perusahaan dalam negeri kita. Sehingga yang menguasai pasar lebih banyak produk
dari perusahaan multinasional, yang dianggap produknya lebih berkualitas oleh
masyarakat.
Suka atau tidak suka,
globalisasi adalah fakta yang harus dihadapi. Belum pernah dalam sejarah
terdapat suatu negara yang mampu secara konsisten menghadapi globalisasi dengan
menutup diri. Isolasi hanya mengakibatkan terhambatnya pertukaran gagasan dan
teknologi yang mengakibatkan kemunduran. Cina merupakan contoh paling klasik.
Politik isolasi China dimulai ketika teknologi navigasi kelautan dipandang
mulai memberikan ancaman sebagai sumber masuknya pengaruh asing. Namun pada
akhir abad ke-19 China yang lemah dalam hal teknologi dan ekonomi tidak mampu
menahan penggerogotan yang dilakukan kekuatan-kekuatan asing.
Referensi: