Nama
: Febriani Ega P.
NPM
: 12212856
Kelas
: 2 EA 24
TUGAS
2 IDENTITAS NASIONAL
1. Masalah identitas Nasional muncul
akhir-akhir ini lebih dikarenakan kekhawatiran sebagian pihak atas semakin
mengikisnya kebanggan terhadap budaya nasional, atribut nasional yang
mencirikan identitas nasional. Menurut saudara mengapa kekhawatiran itu timbul?
Dan bagaimana mengatasinya?
Karena
sudah mulai berkurangnya rasa cinta tanah air, bertambahnya budaya luar yang
masuk ke dalam negeri, membuat banyak orang meng-imitasi, dan berlomba-lomba
untuk bisa menjadi yang mereka ingin kan. Berkurangnya sopan santun, membuat
kita suka semena-mena terhadap orang lain. Seks bebas, narkotika, kekerasan,
pemerintahan dan penegak hukum yang lemah dan
tidak lagi di percaya oleh masyarakatnya karena banyak terlibatnya kasus
korupsi dan masih banyak lagi. Negara
kita itu Negara yang kaya, untuk apa kita harus meng-imitasi Negara tetangga??
Bukankan rumput sendiri lebih enak dari pada rumput tetangga?. Mulai tanamlah
dari pribadi masing-masing untuk belajar mencintai budaya sendiri.
Karena
di negeri kita sendiri terdapat banyak macam budaya dari sabang ampai merauke,
seribu-ribu pulau, dan kekayaan alam yang berlimpah. Kita dapat manfaatkan
semua itu dengan sebaik-baiknya.
2. Identitas Nasional tidak terbentuk
begitu saja, melainkan melalui evolusi dan proses panjang. Bagaimanakah proses
pembentukan identitas nasional tersebut??
Identitas
nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada
identitas-identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan
dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk
dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.
Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan
dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah
memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.
3.
Wujud dari identitas nassional antara lain
adalah patriotisme dan nasionalisme. Jelaskan perbedaan keduanya dan bagaimana
keduanya dapat membentuk identitas nasional?
·
Patriotisme
adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan
negara. Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa
Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.
Patriotisme /patriotisme/ sikap seseorang yg
bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah
airnya; semangat cinta tanah air.
·
Nasionalisme
adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
(dalam bahasa Inggris: nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia.
nasionalisme
/nasionalisme/ paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat
kenasionalan: makin menjiwai bangsa Indonesia, kesadaran keanggotaan di suatu
bangsa yg secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan,
dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa, semangat
kebangsaan.
4.
Wujud negative dari identitas nasional adalah
chauvinisme. Jelaskan mengapa sikap ini negative pengaruhnya terhadap identitas
nasional?
Geografis :
a. Kurangnya kekuatan maritime yang memadai
b. Pertahanan laut dan udara masih belum di
kembangkan dengan optimal. Akibatnya wilayah yang jauh di pinggir perbatasan
merasa di perhatikan dan dijaga dari kemungkinan datangnya ancaman luar
c. Kebanyakan daerah perbatasan mengalami
kelambanan dalam pembangunan infrakstruktural transportasi dan komunikasi
sehingga mereka kurang berinteraksi dengan wilayah lin di tanah air,bahkan
mereka lebih dekat dengan negara tetangga.
d. Kondisi geografis yang senjang juga
terlihat mencolok antara wilayah pedesaan dengan wilayah perkotaan. Warga
pedesaan merasa tertinggal dan tidak di perhatikan di bandingkan dengan warga
di perkotaan. Muncul berbagai masalah social akibat ketimpangan pembangunan
anatar daerah, dan proses urbanisasi yang tak berencana.
Demografis :
a. Terjadinya kesenjangan antara generasi tua
dengan generasi muda dalam memandang persoalan bangsa dan menghadapi tantangan
hidup.
Social dan Budaya :
a. Perasaan senasib-sepenanggungan semakin
mencair
b. Kristalisasi nilai kebangsaan mengalami
keretakan di sana-sini
c. Banyaknya pejabat yang menuntut hak-hak
istimewa bagi kepentingan pribadinya, meskipun hak-hak dasar rakyat pada
umumnya belum terpenuhi. Sikap itu pada gilirannya membuahkan tragedi
pemerintahan yang lamban di tengah desakan kepentingan umum akibat bencana yang
terjadi dimana-mana dan kondisi social ekonomi yang diterpa krisis dari waktu
ke waktu
d. Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola
keragaman
Gejala tersebut dapat di lihat dari
menguatnya orientasi dalam kelompok, etnik, dan agama yang berpotensi
menimbulkan konflik social dan bahkan disintegrasi bangsa. Masalah ini juga
semakin serius akibat dari makin terbatasnya ruang public yang dapat diakses
dan dikelola bersama masyarakat yang multikultur untuk penyaluran aspirasi.
Dewasa ini muncul kecenderungan pengalihan ruang publik ke ruang privat karena
desakan ekonomi.
e. Kurangnya kemampuan bangsa dalam mengelola
kekayaan budaya yang kasat mata (tangible) dan yang yang tidak kasat mata
(intangible). Dalam era otonomi daerah, pengelolaan kekayaan budaya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah. Kualitas pengelolaan yang rendah tidak hanya
disebabkan oleh kapasitas fiskal, namun juga pemahaman, apresiasi, kesadaran,
dan komitmen pemerintah daerah terhadap kekayaan budaya. Pengelolaan kekayaan budaya
ini juga masih belum sepenuhnya menerapkan prinsip tata pemerintahan yang baik
(good governance). Sementara itu, apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap
budaya dan produk dalam negeri masih rendah, antara lain karena keterbatasan
informasi.
f. Terjadinya krisis jati diri (identitas)
nasional. Nilai – nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan keramahtamahan
sosial yang pernah di anggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa
indonesia, makin pudar bersamaan dengan menguatnya nilai – nilai materialisme.
Demikian pula kebanggaan atas jati diri bangsa seperti penggunaan bahasa
indonesia secara baik dan benar, semakin terkikis oleh nilai – nilai yang
dianggap lebih superior. Identitas nasional meluntur oleh cepatnya penyerapan
budaya global yang negatif, serta tidak mampunya bangsa indonesia mengadopsi
budaya global yang lebih relevan bagi upaya pembangunan bangsa dan karakter
bangsa (nation and character building).
5.
Terkadang identitas nasional berseberangan
dengan identitas pribadi. Bagaimana sebaiknya menurut saudara
mengharmonisasikan kedua hal tersebut sehingga bisa berjalan berdampingan?
Ke egoisan membuat kita lebih mementingkan
identitas pribadi. Tapi alangkah lebih baik nya jika kita lebih mementingkan
identitas nasional untuk kepentingan bersama, dengan begitu secara perlahan
kita menghilangkan ke egoisan, dan lambat laun identitas nasional akan selaras
dengan identitas pribadi.
6.
Globalisasi yang melanda dunia saat ini bisa
berdampak positif dan negative bagi identitas nasional. Agar dapat memanfaatkan
gerakan dimaksud untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat Indonesia tanpa
harus mengancam identitas nasional bangsa Indonesia, menurut saudara apa
tindakan yang harus di ambil?
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
jangan di jadikan persoalan yang rumit. Seperti pendapat saya tadi, bahwa
memang sudah seharusnya warna Negara lebih mementingkan identitas nasional,
agar kita juga dapat melestarikan beragam budaya yang ada di Negara kita. Menerima,
mencincati dan menghargai seua buatan dalam negeri .
Referensi:
http://karuniayeni.blogspot.com/2011/10/identitas-nasional.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar